Kali Ini MALAYSIA benar-benar membuktikan keseriusannya untuk menjadi bangsa yang maju pada tahun 2020. Mereka sekuat tenaga mendorong warganya untuk terus berkembang, terutama di sektor perdagangan. ”Perdagangan adalah darah kehidupan bagi kami,” kata Menteri Perindustrian dan Perdagangan Internasional Malaysia Dato’ Sri Mustapa bin Muhamed.
Tidak main-main, ratusan pengusaha dari sekitar 70 negara di dunia menghadiri International Trade (Intrade) Malaysia 2011 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, 22-24 November 2011. Mereka diundang dan akomodasi selama di Kuala Lumpur ditanggung oleh lembaga promosi perdagangan Malaysia, Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade), sebagai calon importir produk-produk Malaysia.
Intrade kelima ini mengangkat tema ”Innovation and Innovative Products”. Matrade menyediakan 425 stan di pameran yang diikuti ratusan pelaku usaha di Malaysia dan 15 negara lain, seperti Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam, Laos, China, Taiwan, Sri Lanka, Hongkong, Uni Emirat Arab, Banglades, India, Korea, dan Jepang.
Para pelaku usaha juga dipertemukan dalam Incoming Buying Mission (IBM) yang didatangi importir dari 54 negara di dunia. Jadwal diatur sedemikian rupa dan para pelaku usaha Malaysia mendatangi para calon pembeli mulai dari Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan, Amerika, Australia, Eropa, hingga Afrika, untuk mempromosikan produk mereka.
Namun, pertemuan itu tidak semata-mata membawa keuntungan bagi Malaysia. Sebab, ketika ratusan pelaku usaha bertemu di suatu tempat, mereka dapat melakukan transaksi bisnis dengan bebas. Diperkirakan ada ribuan transaksi bisnis yang berlangsung. Siapa pun berpotensi menjadi pembeli atau penjual.
Edward Tjandrakusuma, pemilik CV Bara Cipta Mulia, perusahaan Indonesia yang bergerak di pengolahan hasil bumi, misalnya, mengatakan, banyak negara yang berminat membeli sesuatu dari Indonesia. Sayangnya, dari Indonesia hanya ada dua perusahaan yang mengikuti pertemuan bisnis itu.
”Banyak yang bertanya kepada saya, apakah kamu punya batubara? Apakah kamu punya benang tekstil? Saya hanya bisa menjawab bahwa kami akan mengusahakannya. Seharusnya ajang seperti ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh Indonesia,” katanya.
Edward mengaku sudah lima kali mengikuti Intrade sejak awal pelaksanaan pada tahun 2007. Menurut dia, kegiatan itu memberinya banyak peluang, terutama untuk mempromosikan produk lokal ke berbagai negara di dunia. ”Walaupun saya hanya diminta untuk mendengarkan promosi dari pelaku usaha Malaysia, kenyataannya saya mulai mengekspor kayu manis karena mengikuti kegiatan ini,” ujar Edward yang pada Rabu (23/11) itu melakukan 21 pertemuan bisnis.
Pengusaha yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur, itu juga mengakui tingginya kepercayaan diri dan semangat yang dimiliki pelaku usaha di Malaysia. Seorang ibu datang kepadanya dan menawarkan martabak beku untuk diekspor ke Indonesia.
”Saya sudah mengatakan bahwa di Indonesia martabak adalah makanan yang dengan mudah ditemui di kaki lima. Martabak beku akan sulit laku, apalagi harganya mahal. Tetapi ibu itu dengan penuh semangat terus mencoba meyakinkan saya dengan menyebutkan kelebihan-kelebihan martabaknya,” kata Edward.
Wilson Chang, Chief Executive Officer (CEO) Zheng Food SDN BHD, salah satu perusahaan Malaysia yang bergerak dalam penjualan dim sum, mengaku optimistis dapat menjual produknya ke negara lain. IBM kali ini merupakan pertemuan bisnis yang pertama baginya dan dia bertekad untuk tidak menyia-nyiakannya.
”Kami diberi kesempatan untuk menawarkan produk kami. Selama ada kesempatan, kami akan ambil. Sebab, kesempatan yang sama bisa jadi tak akan datang kembali. Saya tidak akan menjual dim sum ke China sebab di sana dim sum bukan sesuatu yang spesial. Indonesia merupakan pasar yang potensial,” ujar Wilson.
Mendorong UKM
Tak hanya mengadakan Intrade, Matrade juga memiliki Malaysia Export Exhibition Centre (MEEC) yang berada di lantai 2, yang memamerkan produk dan jasa dari 501 perusahaan eksportir di Malaysia. Beragam produk dari berbagai kategori, mulai dari perhiasan, pakaian, makanan, produk animasi Upin-Ipin, hingga produk mobil nasional Malaysia, Proton, dipamerkan lengkap dengan keterangan dan klasifikasinya.
Matrade juga memiliki 43 kantor perwakilan di seluruh dunia dan mengadakan aneka kegiatan promosi dan bisnis di negara-negara tersebut. Tahun 2010, misalnya, ada 109 kegiatan promosi yang dilakukan, sedangkan pada 2011 meningkat menjadi 113 kegiatan. Tahun 2012 Matrade rencananya mengadakan 124 kegiatan promosi yang fokus pada pasar yang sedang bertumbuh, seperti India dan China.
Hasilnya, kegiatan ekspor-impor Malaysia tercatat terus menanjak dari tahun ke tahun. Hanya pada tahun 2009 aktivitas perdagangan melesu sebagai dampak dari krisis global. Namun, baik ekspor maupun impor kembali meningkat pada 2010 dan 2011.
Tahun 2010, misalnya, aktivitas perdagangan internasional Malaysia mencapai 362,8 miliar dollar AS dengan angka ekspor sebesar 198,51 miliar dollar AS dan impor 164 miliar dollar AS. Tahun 2011 aktivitas perdagangan internasional Malaysia hingga September mencapai 312,7 miliar dollar AS. Angka itu naik 8,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2010, yaitu 287,8 miliar dollar AS.
Dato’ Sri Mustapa mengatakan, Malaysia berkomitmen untuk menciptakan iklim perdagangan yang kondusif dengan berusaha meminimalkan berbagai hambatan. Malaysia melakukannya dengan kerja sama bilateral, antara lain dengan Jepang, Pakistan, Cile, Selandia Baru, China, Korea, dan Australia.
”Kami kini sedang bernegosiasi dengan Australia, Turki, Uni Eropa, dan anggota-anggota Trans Pasific Partnership untuk mewujudkan free trade agrement (FTA). FTA akan mengakomodasi pengurangan tarif, mengurangi regulasi yang berbelit-belit yang selama ini menjadi hambatan, dan meningkatkan transparansi,” kata Dato’ Sri Mustapa.
Malaysia serius mencapai target mereka pada 2020 dengan berbagai langkah yang jelas, seperti transformasi pemerintahan serta transformasi ekonomi melalui model ekonomi baru dan program pembangunan.
Chief Executive Officer Matrade Wong Lai Sum mengatakan, ”Sejak tahun 1993 kami tidak pernah berjalan. Kami terus berlari, berlari, dan berlari.”
Mereka juga sangat mendorong para pelaku usaha kecil dan menengah untuk berani memulai ekspor produknya. Di Intrade, sebanyak 813 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) Malaysia difasilitasi untuk mengikuti pameran dan dipertemukan dengan para calon importir dalam IBM. Para pelaku UKM merupakan penggerak ekonomi terbesar di Malaysia.
Industri-industri dalam negeri juga diperkuat, terutama yang bergerak di bidang teknologi dan manufaktur. Malaysia memilih untuk mengembangkan industri bernilai tinggi, termasuk di sektor pertanian. Mereka tak lagi mengimpor karet dalam bentuk mentah, tetapi berbagai produk hasil olahan karet. Bahkan, mereka berencana untuk mengekspor monorel ke India dan Brasil.
Dengan berbagai upaya itu bukan tidak mungkin Malaysia dapat menjadi pusat perdagangan seperti yang mereka kumandangkan selama ini.
Dasambil dari harian Kompas