REAKTUALISASI TRI DARMA PERGURUAN TINGGI DALAM NUANSA DIALEKTIKA KAMPUS

Perkembangan teknologi memang menjadi keharusan bagi setiap individu, daerah serta negara jika ingin terus eksis dalam mengarumi perjalanan hidup. Pesatnya perkembangan di berbagai sendi kehidupan semakin menegaskan akan kesiapan kita dalam mengimbanginya dengan kemampuan/ skill, moral, akidah yang mumpumi tentunya. Jelas, kita tidak bisa menghindari yang namanya globalisasi, perkembangan zaman dan kecanggihan teknologi. Namun, pada kenyataannya, Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sering menjadi beban dan batu sandungan bagi kita dalam menjalani indahnya kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Kita sering mendengar banyak kasus yang melibatkan warga kita terkait masalah perampokan, tawuran, seks bebas, narkoba, penyelewengan akidah dan seabrek masalah lainnya, yang seakan semuanya mengindikasikan belum siapnya masyarakat dalam ikut serta di ranah global serta kemajuan teknologi.

Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan tertinggi yang ada dengan mengemban amanah serta tugas-tugas sebagai institusi formal dalam menjawab tantangan zaman, solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan serta membawa kearah perubahan yang lebih baik.

Memang, masyarakat dan mahasiswa Perguruan Tinggi adalah dua hal yang sulit sekali dipisahkan. Suatu perguruan Tinggi memiliki peran penting dalam ranah perkembangan suatu masyarakat (civil society). Dinamika sosial di masyarakat yang semakin hari semakin pesat, seakan harus menuntut agar peran dan fungsi Perguruan Tinggi benar-benar terwujud dalam kehidupan nyata. Pada umumnya peran Perguruan Tinggi itu diharapkan tertuang dalam pelaksanaan Tri dharma perguruan tinggi, yaitu : dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Dengan dharma pendidikan, perguruan tinggi diharapkan melakukan peran pencerdasan terhadap masyarakat dan transmisi budaya. Inilah yang banyak mahasiswa peroleh dari bangku perkuliahan, dan pembelajaran. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat mengawal masyarakat menuju ‘melek’ pendidikan, masyarakat berpendidikan dan masyarakat dengan perilaku ‘berpendidikan’. Secara umum memang, pendidikan yang dimaksud adalah yang normal atau formal saja. Namun, pengetahuan secara empiris, sangatlah dibutuhkan. Pengetahuan serta pendidikan yang mengarah pada cara berpikir serta memahami keadaan sekitar kita juga menjadi tujuan dari Dharma Pendidikan ini.

Dengan Dharma Penelitian, perguruan tinggi diharapkan melakukan temuan-temuan baru ilmu pengetahuan dan inovasi kebudayaan. Ini sering dilakukan mahasiswa ketika ada hal-hal baru yang mereka anggap prospek di masa yang akan datang serta inovatif. Penelitian ini pun pada akhirnya akan berguna untuk masyarakat dan pada akhirnya mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan undang-undang yang ada. Ada banyak program penelitian yang disediakan pihak kampus, baik secara intern atau untuk mahasiswa perguruan tinggi lain secara formal/ informal, seperti pekan kreativitas mahasiswa, kompetisi penelitian ilmiah, lomba karya tulis ilmiah dan lain sebagainya.

Dengan Dharma Pengabdian masyarakat, Perguruan Tinggi diharapkan melakukan pelayanan masyarakat untuk ikut mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Melalui Dharma Pengabdian pada masyarakat ini, Perguruan Tinggi juga akan memperoleh feedback dari masyarakat tentang tingkat kemajuan dan relevansi ilmu yang dikembangkan Perguruan Tinggi itu. Pengabdian pada masyarakat ini biasa dikemas dalam berbagai kegiatan dari pihak Kampus (Seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mayarakat) seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan lainnya.

Selanjutnya, dalam rangka implementasi Tri Dharma ini, Perguruan Tinggi sebagai aktor utamanya harus melakukan satu bentuk partisipasi langsung dengan hidup serawungan bersama-sama masyarakat, untuk benar-benar bisa merasakan dan mengalami secara langsung problematika kehidupan yang dihadapi oleh masyarakat serta dapat membantu mereka dalam memberikan alternatif solusi yang sesuai dengan disiplin keilmuan yang telah mereka (mahasiswa) gali selama empat tahun di bangku perkuliahan kemudian diimplementasikan dengan kondisi riil masyarakat.

Begitu juga sebagai aktor utama dalam hal ini, mahasiswa juga dapat menggali secara langsung ilmu pengetahuan dan teknologi secara empiris yang bersifat riil bersama-sama dengan masyarakat dalam upaya mensukseskan pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya yang sesuai dengan cita-cita luhur bangsa kita dapat tercapai. Kawan. Inilah cita-cita dari Founding Father kita, yang selalu mencita-citakan akan kemakmuran, kesejahteraan di semua lini masyarakat, khususnya bagi kaum Marhaen, Merdeka ...!!!